Jumat, 26 September 2008

ekonomi AS

kapitalisme di USA bersumber pada beberapa teori, antara lain Das Ende des Kapitalismus, Elmar Alvater = the end of capitalism dan "After the Empire: The Breakdown of the American Order" Emmanuel Todd. Sebelum kita bicaraken teori santet, ... eh teori pak Feri, ... kita lihat sejarah kapitalisme di Asia Tenggara. Ada tiga buku yaitu 1. Megatrend Asia karya Naisbitt, 1980an 2. The Rise of Ersatz Capitalism in Southeast Asia, karya Kunio Yoshihara 1988 3. The Myth Of Asia's Miracle, Paul Krugman 1994. Naisbit meramal Asia kususnya Asia tenggara akan jayamahe sementara Kunio bilang bahwa kapitalisme di Asia Tenggara adalah kapitalisme semu. Secara tidak langsung ia bilang bahwa Asia Tenggaraakan runtuh. Tulisan prof Krugman adalah bacaan akademisi yang sulit dipahami awam. Isinya adalah indikator2 ekonomi, valas misalnya, di Asia Tenggara adalah semu = over valued. George Soros (dll) adalah pihak2 yang setuju dengan pendapat Kruger. 1997-1998 terbukti Naisbitt keliru dan Paul serta Kunio benar. Kapitalisme semu di Asia Tenggara ambrol. Saya pertegas, yang hancur adalah kapitalisme SEMU. Nilai rupiah saat itu 2,500 sedollah adalah nilai semu dan nilai sebenernya pada waktu itu adalah 7000-8000an dan ketika panik berlangsung muncul pula nilai panik yaitu diatas 1200. Setelah sekian tahun satu demi satu bangkit termangsuk rekiblik kita. Kenapa bisa bangkit? Karena yang hancur adalah kapitalis semu. Kapitalis asli mangsih ado. Kekeliruan, misalnya valas 2500 bukanlah rekayasa akuntansi melainken terlalu optimistik. Angka2 optimistik ini lantas diolah oleh Naisbitt dan sampailah ia pada kesimpulan bahwa Asia Tenggara akan maju pesat. Itu yang sedang berlangsung di USA. Beberapa ahli menilai angka2 ekonomi di USA bukanlah nilai nyata. Saham2 yang beredar kebanyakan over valued sebagaimana dolo rupiah overvalued sampai tiga kali lipat. Terjadinya kesenjangan antara nilai sebenernya dengan nilai pasar bukanlah akibat sulapan akuntansi seperti dibilang pak Feri tetapi penilaian pasar yang terlalu optimistik. Itu yang sekarang terjadi di USA. Entah siapa yang meramal ada optimisme bahwa properti akan boom. Fany Mae dan Freddy Mac mengerahken dana sebesar2anya dan orang2 rame2 menggelontorken uang kesono termangsuk LikMan dan AIG. Saham2 yang terkait dengan industri ini melonjak karena diburu orang. Ketika ramalan salah, ambrol dah. Yang terjadi disono persis disini dolo. Pemerintah mengambil alih Fredi dan Fani mangsuk ke BPPN dan Bank Sentral menyediaken dana BLBI. Maka USApun guncang tetapi seperti kita lihat di RI, setelah sekian lama dengan berbagai kontroversi badaipun berlalu Perbedaannya adalah krisis di Asia adalah regional sementara kalo USA bisa global. Jika benar USA akan hancur maka semua negara akan kena. Yang kena pertama adalah kreditor2 USA yaitu Jerman, jepang, India, dan RRC. RRC yang putus asa bisa saja mendevaluasi renminbi. Akibatnya banjir barang2 RRC dan RI terpaksa ikut2an devaluasi dan utang dalam valas tiba2 membengkak! Habis dah, negara kita. Tetapi jangan kuatir, negara2 maju lebih paham dari kita akan apa dampaknya kalo sampai USA bangkrut. Mereka rame2 (Jepang, Uni Eropah, dll) menyediaken BLBI agar situasi buruk tak terjadi. Andaipun terjadi, itu tidak akan lama sekali. Maka sebaiknya kita koreksi, yang bangkrut bulanlah kapitalisme sebagaimana di Asteng dulu, yang bangkrut adalah kapitalisme semu. Di USA ada kapitalisme kertas yaitu perdagangan surat2 berharga (saham, obligasi, dll) yang bisa saja over valued. Yang diramal akan hancur adalah kapitalisme kertas ini. Kapitalisme asli atau kapitalisme riil mangsih ado. Sudah pasti hancurnya kapitalis kertas akan berdampak pada kapitalis riil. Tetapi sepanjang mangsih ada modal, teknologi, sumber daya, pasar, dst, kapitalisme riil akan membuat suatu bangsa/negara bangkit lagi. Terbukti di Asia Tenggara. Saya adalah saksi sejarah peristiwa hancurnya kapitalis semu dan saya melihat dengan mata kepala sendiri bahwa biarpun dihajar sedemikian rupa rekiblik kita ndak bangkrut. Biarpun paling terlambat diantara tetangga RI bisa bounced back. Kalo RI saja bisa, kenapo USA ndak bisa? Yang disampaiken pak Feri ndak keliru bahwa mungkin saja USA rapuh karena SEBAGIAN (bukan semuanya) ditopang kertas2 kopong, kertas2 yang over valued. Tetapi berlebihan kalo menduga USA akan hancur. USA akan `jatuh miskin' dan menyeret negara2 lain termangsuk RI untuk ikut2an jatuh miskin. Tetapi mudah2an hanya sementara sebagaimana kita dulu kena krismon sekarang membaik. Badai pasti berlalu, ..... ... amiiiiiiiiiiiiiiiii iiiiiiiiiiiiiin, ..... :(diambil dari kagama)

Tidak ada komentar: