Sangat bagus tulisan pak Haris tentang, REFLEKSI: KITA HARUS BERUBAH. Tapi menurut saya ada kekurangannya yang sangat mendasar. Yang saya tangkap (semoga tidak salah) adalah kita diajak berubah agar lembaga maju dan mahasiswa mendapat manfaat. Kalau Ilmu kita luas, mahasiswa menjadi berkualitas. Saya simpulkan, motivasi untuk berubah disini karena dorongan dari luar, bukan dari dalam diri orang yang bersangkutan. Dengan persepsi seperti itu, kita akan sangat berharap agar pihak lain (misalnya lembaga) berpartisipasi penuh untuk mendorong perubahan kita. Ini celaka, bila berharap terlalu banyak seringkali menuai kekecewaan yang lebih besar. Kita hanya boleh berharap kepada Allah. Motivasi seperti ini tidak bertahan lama. Kadangkala, kita menuntut terlalu banyak, padahal pihak lain merasa telah berbuat terlalu banyak. Masing-masing overestimate terhadap dirinya. Akhirnya motivasi menjadi loyo dan kita cenderung menyalahkan pihak lain.
Motivasi yang bagus, menurut saya, harus bersumber dari dalam diri sendiri. Karenanya, benefit perubahan itu, harus dipersepsikan bahwa kita sendirilah yang menikmatinya. Kalaupun ada manfaatnya bagi pihak lain, itu bukan tujuan utama. Anggap saja itu eksternalitas positip. Oleh karena itu, kitapun tidak mengaharap terlalu banyak pada pihak lain sebagai pendorong kita untuk berubah. Motivasi seperti ini akan mendorong kita untuk bekerja keras, pantang mundur, dan tahan banting. Jika ada pihak lain yang membantu kita dalam proses itu, kita akan sngat bersukur. Akibatnya, kita tidak banyak menuntut, tapi selalu berterima kasih. Tanpa bantuan, kitapun akan maju terus. Persepsi yang seperti ini akan menjadi bara api yang tak pernah padam. Ia selalu membakar semangat kita setiap saat.
Kira-kira metode seperti inilah yang saya tanamkan dalam diri saya untuk terus menerus sekolah. Saya sangat berterima kasih pada STEI, karena pada prose situ lembaga membantu saya. Terus belajar, terus menulis, tetapi kini saya rasakan sendiri bahwa benefit dari semua itu, bagian terbesarnya tetap saya nikmati sendiri. Ditunggu komentar, kritik dan pendapatnya. Sekalian belajar menuliskan ide sendiri (HL).
Motivasi yang bagus, menurut saya, harus bersumber dari dalam diri sendiri. Karenanya, benefit perubahan itu, harus dipersepsikan bahwa kita sendirilah yang menikmatinya. Kalaupun ada manfaatnya bagi pihak lain, itu bukan tujuan utama. Anggap saja itu eksternalitas positip. Oleh karena itu, kitapun tidak mengaharap terlalu banyak pada pihak lain sebagai pendorong kita untuk berubah. Motivasi seperti ini akan mendorong kita untuk bekerja keras, pantang mundur, dan tahan banting. Jika ada pihak lain yang membantu kita dalam proses itu, kita akan sngat bersukur. Akibatnya, kita tidak banyak menuntut, tapi selalu berterima kasih. Tanpa bantuan, kitapun akan maju terus. Persepsi yang seperti ini akan menjadi bara api yang tak pernah padam. Ia selalu membakar semangat kita setiap saat.
Kira-kira metode seperti inilah yang saya tanamkan dalam diri saya untuk terus menerus sekolah. Saya sangat berterima kasih pada STEI, karena pada prose situ lembaga membantu saya. Terus belajar, terus menulis, tetapi kini saya rasakan sendiri bahwa benefit dari semua itu, bagian terbesarnya tetap saya nikmati sendiri. Ditunggu komentar, kritik dan pendapatnya. Sekalian belajar menuliskan ide sendiri (HL).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar