Jumat, 19 Desember 2008

UPM - Behind the scene...

Akhirnya UPM selesai dilaksanakan...cukup lumayan bikin sibuk juga ternyata...kalo semester depan UPM ini dipertahankan kayaknya kerja nya lebih berat karena mata kuliah nya lebih banyak (5 mata kuliah di S1 akt dan 3 mata kuliah di D3 akt)...terutama masalah administratifnya... tapi ya dengan dukungan semua pihak pastinya akan lancar-lancar aja...asal pihak yang berkaitan langsung dengan UPM punya komitmen untuk mensukseskannya....

Semester depan UPM (kalo masih direkomedasikan untuk dilanjutkan) akan ganti nama menjadi UJIAN STANDARISASI MUTU pergantian nama sudah dijelaskan dalam posting an nya p haris sebelumnya....mudah2an berjalan dengan lebih baik...

Beberapa hal yang menjadi catatan kami dalam pelaksanaan UPM semester ganjil 2008/ 2009, antara lain:
  1. Kami lupa bikin berita acara UPM nya...baru diingatkan oleh Bapak Yusuf Maksudi...o ya ya...makasih pak input nya
  2. Secara keseluruhan UPM dimulai tepat waktu...walau pun sempat ada petugas pengawas yang belum datang (tapi cuma dua orang, yang satu segera di ganti, yang satu lagi ga lama kemudian sampai di tempat walau pun agak telat)
  3. Peserta mencapai 1131 orang...dan berjalan tertib...wah kalo nanti 8 mata kuliah di USM kan...bisa lebih banyak lagi...
  4. Beberapa mahasiswa ada yang tidak membawa kartu identitas...dan kami belum menentukan sampai "mau di apa kan"... kalo di suruh pulang lagi kan ga mungkin...jadi kebijakannya ya mereka bikin surat pernyataan...malah sama p haris diminta 3 orang saksi yang menyatakan bahwa mhs tersebut adalah benar orang yang bersangkutan (bikin stress aja pak...)
  5. Honor pengawas cash and carry... :) (kurang banyak ya pak??)...wah jurusan banyak duitnya nih...bisa bayar honor on the spot...
  6. Ada yang usul pake seragam biar lebih serius...wah kalo ini ga dijamin pak...kalo ujian kayaknya lebih penting pake otak daripada pake seragam (tapi ya mungkin bisa dipertimbangkan)...saat ini mahasiswa peserta UPM "sudah cukup serius" dan mereka sudah cukup nervous juga menghadapi UPM...kalo ditambah harus pake seragamm...tambah repot dehhh
  7. Beberapa mahasiswa "tertangkap basah" bawa catatan hand made buat mereka pasti ada treatment sendiri...

Akhirnya terima kasih buat semua yang sudah banyak bantu pelaksanaan UPM ini...makasih BS an nya ya paaakk...(pak siapa yaaaa...).... staf jurusan (siapa lagi kalo bukan bu widi ma pa solihin) yang turut menyiapkan UPM ini dengan baik...

Masukan dan saran kami tunggu...supaya pelaksanaan di waktu mendatang lebih baik lagi... jika ada kesalahan dan kekurangan...kami mohon maaf...

6 komentar:

Unknown mengatakan...

Bravo dengan sekali gebrakan tanpa latihan tapi cukup sukses.. kurang dikit sih maklum aja...
Selamat ya...yad lebih baik lagi..

Lies Zulfiati mengatakan...

makasih pa' djon..."pengawalan" bapak selama UPM berlangsung menjadi support tersendiri lho...makasih atas atensinya pak..

Anonim mengatakan...

Sukur kalo lancar pelaksanaan UPM nya, tapi bapak2 ibu2 harus ingat! target UPM kan bukan cuman sampai selesainya ujian UPM? harus segera disiapkan mekanisme untuk mendeteksi dampak UPM yang sudah dijalankan, supaya sasaran pelaksanaan UPM bisa diukur, bukan begitu? perlu dipelajari informasi atau data apa yang didapatkan dari pelaksanaan UPM ini yang nantinya bisa digunakan untuk memperbaiki kualitas belajar mengajar kita! perbaikan untuk mahasiswa juga dosen, dan mekanisme belajar mengajar yang ada! selamat berjuang, jalan masih panjang! tetap semangat! Dan pakai prinsipnya Steve Job yang punya Apple : "still foolish still hungry"!

Lies Zulfiati mengatakan...

Makasih pak gatot...betul sekali yang pak gatot...bilang follow up dari kegiatan UPM juga penting untuk dipikirkan...(ada usul pak?) untuk saat ini yang mungkin bisa dilakukan menyajikan data kuantitatif tentang pencapaian nilai mata kuliah yg kemarin di UPM kan...insya allah nanti kami kabari hasilnya...makasih supportnya

ivan aries mengatakan...

sudah saatnya kita memanfaatkan sumberdaya alam dan manusia Indonesia dengan membangun desa dari sektor agrobisnis, energi, dan pangan.

Imbas krisis ekonomi global semakin nampak nyata pengaruhnya pada perekonomian Indonesia. Dalam hitungan bulan, satu persatu perusahaan bakal bertumbangan.
Ratusan ribu pekerja terancam PHK. Mereka bakal kehilangan sumber pendapatan. Daftar pengangguran makin panjang. Tak hanya itu, pelacuran bakal tumbuh subur seperti jamur di musim hujan. Tindak kejahatan pun mengintai. , orang harus mengambil alternatif untuk mengamankan hidupnya, mengamankan ekonomi keluarga. Jika mereka berasal dari kelas menengah (midle), akan memilih strategi alternatif income sebagai sumber keuangan keluarga. Misalnya menjadi pedagang Kaki-5, buka warung dan menjadi sales.
Berbeda dengan keluarga kelas bawah. PHK dikhawatirkan bakal memunculkan kasus kejahatan. Semakin banyak masyarakat bawah terkena PHK, tingkat kerawanan kejahatan semakin meningkat tajam. Mereka yang tergolong masyarakat paling bawah di antaranya tukang cuci, tukang kebun, satpam dan pekerja kasar. “Memilih kejahatan karena mereka tidak memiliki alternatif apa pun sebagai sumber pendapatan. Mau usaha modal tidak ada. Inilah jalan yang paling gampang. Jika terjadi PHK besar-besaran, angka kejahatan meningkat tajam. Kota-kota besar akan diserbu sektor informal.
kalau pemerintah tidak siap, kemiskinan akibat kesulitan ekonomi akan menimbulkan kriminalitas dimana-mana. Karena itu pemerintah dianjurkan menjaga kestabilan pengamanan, terutama pada beberapa sektor industrial yang ada seperti sektor pariwisata, agro bisnis dan ekonomi informasi.

Lies Zulfiati mengatakan...

to ivan aries, pak tulisannya sebaiknya di posting saja...jadi bisa langsung dibaca keseluruhannya...jangan di posting ke comments...