Rabu, 04 Juni 2008

REFLEKSI ; "KITA HARUS BERUBAH"

Orang Bijak mengatakan "hidup adalah perubahan", "Orang yg tidak berubah jika orang tsb telah mati (menjadi mayat)". Perubahan adalah "hijrah" dari yang tidak (kurang) baik menjadi baik (lebih baik), perubahan adalah peralihan dari "kemiskinan ke Kemakmuran", dari "Kemalasan ke giat bekerja", dari "pribadi yg masa bodoh ke pribadi yg senantiasa berempati pd lingkungan", dari "yang TIDAK MAU BELAJAR menjadi pribadi yg MAU BELAJAR dan HAUS PENGETAHUAN". Ada yg berpendapat musuh terbesar manusia adalah jika DIA MERASA TELAH MAPAN/SUKSES karena akan menutup suatu perubahan pada manusia tersebut.
Lalu terpikir oleh saya bagaimana dengan civitas akademika STEI terutama dosen sebagai tulang punggung kemajuan STEI. Apakah kita sebagai dosen sudah "MERASA BERKOMPETEN/PINTAR" yg menutup upaya kita untuk senantiasa mengasah, mencari dan mempelajari ilmu pengetahuan melalui belajar dan membaca buku. Kalau seluruh dosen sudah seperti ini, tunggulah kehancuran masa depan institusi dan bangsa karena ilmu pengetahuan yg disampaikan ke mahasiswanya (anak bangsa) sudah "jauh ketinggalan" dan tidak sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Ingat pesan agama ; Allah SWT menyuruh manusia belajar melalui "iqra" (BACALAH), sebagai wahyu pertama yg diturunkan kepada manusia.
Agama mengajarkan "Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak mengubahnya". Saya mengartikan kondisi bangsa dan institusi kita seperti ini akibat perbuatan kita yg tdk mau belajar dan berubah. Mari kita berubah !!!!, mari kita berbenah, belajar dari berbagai sumber dengan banyak membaca. Saya merasa miris melihat dosen-dosen kita ENGGAN UNTUK MENGHADIRI acara "bedah buku", "Seminar dwi bulanan" apalagi "meneliti". Mau jadi apa anak didik kita yg diajar oleh dosen yang "Malas Belajar". sekali lagi MARI BERUBAH. Untuk Bagian Penelitian ; jangan putus asa, teruslah membuat program-program peningkatan kompetensi dosen. Banyak tantangan, kendala dan waktu yg relatif lama untuk mengubah budaya suatu komunitas yang enggan belajar menjadi komunitas yang giat belajar. SEMOGA ALLAH SWT BERSAMA ORANG-ORANG YG BERIKHTIAR....

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Memang sudah dilema di kita ini.. berubah membawa kemajuan pada lembaga, kemajuan lembaga 'HARUSNYA' membawa perubahan pada nasib civitas dan ini harus bergerak memutar keatas seperti angin puting beliung. Persoalannya siapa yang harus duluan ???? Sejarah sudah membuktikan ketika civitas berubah dan lembaga maju ...! ternyata lembaga lupa kepada civitas ... Akibatnya seperti skrg ini banyak civitas akademika yang menjadi setengah hati. jadi menurut saya ada krisis kepercayaan .. dan Mngmt baru harusnya menanamkan HARAPAN dan KEPERCAYAAN kepada civitas untuk maju bersama. Kalau cuma himbau2 tanpa komitmen rasanya NOL BESAR..

STHL.Tobing mengatakan...

Saya sependapat dg p'Djoni, bhw kondisi sekarang ini merupakan akibat. Jadi yang perlu kita lakukan sekarang diagnose sehingga dapat menemukan sebab-2nya kemudian memberi solusi.Management baru hrsnya mempunyai komitmen lebih awal utk memulai suatu perubahan yg kita harapkan bersama kemudian diikuti oleh komitmen semua pihak tanpa pengecualian.Semoga dan bravo STEI